Manusia tidak dapat hidup sendiri. Sejak lahir hingga akhir hayat, kita selalu membutuhkan bantuan orang lain. Kita butuh ibu yang melahirkan, bidan yang membantu persalinan, orang tua dalam membesarkan, tetangga saat membutuhkan pertolongan, hingga pengurus jenazah ketika kita wafat.
Oleh
karena itu, Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kita harus
menanamkan dalam diri bahwa menolong orang lain adalah bagian dari kehidupan
yang tidak bisa dipisahkan.
**Ma'âsyiral
Muslimîn rahimakumullâh,**
Agama
Islam sangat menganjurkan untuk saling tolong-menolong dan menjaga tali
persaudaraan. Bantulah siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang status
sosial, latar belakang pendidikan, bahkan agama. Selama bantuan itu dalam ranah
sosial dan kebaikan, maka lakukanlah. Sebaliknya, jika itu berkaitan dengan
kejahatan dan keburukan, maka hindarilah.
Sebagaimana
firman Allah dalam QS. Al-Māidah ayat 2:
**Ma'âsyiral
Muslimîn rahimakumullâh,**
Menolong
orang lain, khususnya yang sedang dalam kesulitan, memiliki banyak manfaat baik
bagi pemberi maupun penerima, serta masyarakat secara umum.
Nabi
shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
(HR. Muslim)
Artinya:
“Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi
bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh
ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.”
Rasulullah
juga bersabda:
(HR. Muslim)
Artinya:
“Siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah
melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat...”
**Ma'âsyiral
Muslimîn rahimakumullâh,**
Dalam
hadits lain, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menolong saudara baik saat
dizalimi maupun saat ia berbuat zalim:
Para
sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, kami paham menolong orang yang dizalimi, tapi
bagaimana mungkin menolong orang yang berbuat zalim?”
Rasulullah
menjawab:
Artinya:
“Tahanlah ia dari melakukan kezaliman, itulah bentuk pertolongan kepadanya.”
**Ma'âsyiral
Muslimîn rahimakumullâh,**
Marilah
kita bermurah hati membantu sesama, terutama saudara-saudara kita yang sedang
berada dalam kesulitan. Bahkan, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah
berpesan:
**“Tidak
penting apa agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik
untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu.”**
Saudara-saudaraku yang dimuliakan,
Dalam sejarah Islam, kita melihat betapa
luar biasanya para sahabat Rasulullah ﷺ dalam membantu sesama dan berjuang di
jalan Allah. Mereka tidak hanya berbicara tentang keimanan, tetapi mereka
membuktikan iman itu dengan pengorbanan harta, tenaga, bahkan jiwa.
Perhatikanlah kisah agung Abu Bakar
Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, sahabat terbaik Nabi ﷺ. Ketika
Rasulullah ﷺ menyeru umat Islam untuk bersedekah dalam rangka mempersiapkan
Perang Tabuk, Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah bertanya,
"Apa yang kau sisakan untuk
keluargamu, wahai Abu Bakar?"
Dia menjawab dengan penuh keyakinan, "Aku tinggalkan untuk mereka
Allah dan Rasul-Nya."
Begitu pula Umar bin Khattab
radhiyallahu ‘anhu, ia datang membawa separuh hartanya, karena ingin
mengungguli Abu Bakar dalam kebaikan. Subhanallah, inilah persaingan dalam
kebaikan yang sesungguhnya.
Tidak hanya dalam harta, para sahabat juga
berjuang dalam dakwah dan jihad. Lihatlah Mus'ab bin Umair radhiyallahu
‘anhu, pemuda Quraisy yang dahulu hidup mewah, namun memilih
meninggalkan semuanya demi menyebarkan Islam di Madinah. Ia wafat sebagai
syahid di Uhud, dan saat akan dikafani, tidak ada kain yang cukup untuk
menutupi seluruh tubuhnya. Kepalanya ditutupi, kakinya terbuka. Kakinya
ditutupi, kepalanya terbuka. Begitu besar pengorbanannya.
Mereka semua memahami satu hal penting:
bahwa menolong sesama, membantu yang kesusahan, dan memperjuangkan agama Allah
adalah bentuk ketakwaan sejati.
Jamaah
Jumat yang berbahagia,
Ketika
kita melihat di sekitar kita, begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup
dalam kesusahan. Ada yang kelaparan, kehilangan pekerjaan, atau ditimpa
musibah. Apakah kita akan diam saja?
Rasulullah
ﷺ bersabda:
"Barangsiapa
melepaskan satu kesusahan dari seorang mukmin di dunia, maka Allah akan
melepaskan satu kesusahan darinya pada hari kiamat." (HR. Muslim)
Janganlah
kita pelit dalam membantu, baik dengan tenaga, harta, atau sekadar doa dan
perhatian. Terkadang, pertolongan kecil yang kita berikan bisa menjadi
penyelamat besar bagi orang lain.
Dan
jangan lupa untuk terus berjuang di jalan Allah, dengan cara yang sesuai
kemampuan kita. Dakwah, pendidikan, sedekah, menjadi orang jujur dalam
pekerjaan—semuanya bagian dari perjuangan.
Semoga
khutbah ini menjadi pengingat dan motivasi bagi kita untuk terus berbuat baik
dan menolong siapa pun yang membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar